Aksiologi Pengembangan Sawit: Etika dan Nilai dalam Pembangunan Berkelanjutan
Abstract
Industri kelapa sawit memiliki kontribusi ekonomi yang signifikan bagi perekonomian nasional dan daerah, namun menghadapi tantangan etis terkait keberlanjutan lingkungan dan keadilan sosial. Pengembangan industri ini sering kali dikaitkan dengan deforestasi, eksploitasi tenaga kerja, serta konflik agraria yang berdampak pada masyarakat adat dan petani kecil. Studi ini bertujuan untuk menganalisis peran aksiologi dalam pengembangan kelapa sawit berkelanjutan, dengan menyoroti keseimbangan antara nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur dan analisis filsafat aksiologi, dengan mengacu pada pemikiran para filsuf seperti Immanuel Kant, Martin Heidegger, Hans Jonas, dan Friedrich Nietzsche. Pendekatan hermeneutika diterapkan untuk menafsirkan konsep aksiologi dalam kebijakan dan praktik industri sawit. Selain itu, analisis isi digunakan untuk mengevaluasi kebijakan yang berkaitan dengan keberlanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri kelapa sawit masih didominasi oleh paradigma eksploitatif, di mana nilai ekonomi lebih diutamakan dibandingkan dengan keseimbangan sosial dan lingkungan. Dari perspektif aksiologi, industri ini memerlukan transendensi nilai, yakni pergeseran menuju model berbasis keberlanjutan. Reformasi kebijakan diperlukan untuk memperbaiki tata kelola lahan, memperkuat perlindungan sosial bagi pekerja dan petani kecil, serta menerapkan ekonomi regeneratif untuk memulihkan ekosistem. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa industri sawit harus mengadopsi pendekatan etis yang menyeimbangkan nilai ekonomi dengan tanggung jawab sosial dan ekologis guna mencapai keberlanjutan yang lebih adil dan inklusif.
Copyright (c) 2025 Andi Setyo Pambudi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.