Konsep Garapan Tari Tumpuk Alap Muara Enim Sumatra Selatan

  • Lustia Martin Universitas PGRI Palembang
  • Mega Fadillah Universitas PGRI Palembang
  • Dewi Sandra Universitas PGRI Palembang

Abstract

Tari Sambut Merupakan merupakan Tari tradisional yang hidup dan berkembang di muara enim berfungsi dalam upacara penyambutan tamu untuk orang-orang terhormat yang datang dan sedang berkunjung ke  Muara Enim  Sebelum adanya tari Sambut, berawal adanya tari Sembah yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Etnik Kikim, Dusun Kabupaten Muara Enim. Tidak ada yang tahu siapa pencipta tari sembah, dikarenakan tari tradisi ini merupakan kebudayaan dan kesenian masyarakat etnik Kikim sekitar 400 Tahun lalu. Kebradaan Etnik Kikim tidak dapat dipisahkan dari tari sembah, karena Etnik Kikim merupakan penumbuh kembang dari terciptanya suatu kesenian di Kabupaten Muara Enim. Tarian yang termasuk ke dalam unsur kesenian ini bersumber pada cerita lisan yang turun-temurun berdasarkan pengalaman leluhur sebelumnya. Kurang lebih sekitar tahun 1956, tari sembah diprakarsai kembali oleh Bapak M. Natar. Ketika itu tarian ini memiliki bentuk penyajian yang sangat sederhana dalam gerak maupun iringannya. Penelitian ini bertujuan untuk Y. Sumandiyo Hadi yang berisi konsep koreografi sebagai elemen dasar, manfaat dari penelitian ini untuk memperdalam lagi pengetahuan untuk mengkaji konsep konsep dalam gerak dalam pengembangan tari ini. Jadi peneliti ini mengunkan pendekatan kuanlitatif dengan memfokuskan pada pengumpulan data data

Published
2024-03-28
How to Cite
Martin, L., Mega Fadillah, & Dewi Sandra. (2024). Konsep Garapan Tari Tumpuk Alap Muara Enim Sumatra Selatan. Journal Transformation of Mandalika, E-ISSN: 2745-5882, P-ISSN: 2962-2956 , 5(3), 102-106. https://doi.org/10.36312/jtm.v5i3.1829
Section
Table of Contents