Konsep Ruang Tari Sambut Hemba Ponga

  • Puspa Sena Universitas PGRI Palembang

Abstract

Tari Silampari Khayangan Tinggi berasal dari bahasa Palembang silam yang berarti “hilang” dan pari yang berarti “peri”  khayangan berarti “udara atau langit” dan tinggi berarti “tinggi”. Sehingga disebut silampari (bidadari yang menghilang). Tari Hemba Ponga ditampilkan untuk menyambut tamu agung, disertai dengan penyuguhan tepak, yaitu tempat berbentuk kotak yang berisi lima bahan utama untuk menginang. Tepak melambangkan kehormatan kepada tamu agung yang berisi sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Tarian ini dibawakan oleh tujuh orang perempuan dan 1 laki-laki. Sekapur sirih  disuguhkan oleh salah satu dari tujuh penari, yaitu pembawa tepak bersama lelaki pendamping yang menyuguhkan sirih kepada tamu agung dengan berjalan perlahan. Tata rias dalam tarian ini menggunakan makeup korektif dan busana yang digunakan baju kurung ditambahkan selendang dibahu sebagai ciri khas tarian hemba ponga dan aksesoris lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Konsep Ruang Tari Sambut Hemba Ponga dalam pengembangan Tari Sambut Silampari Khayangan Tinggi Lubuk Linggau dengan menggunakan pendekatan koreografi. Hasil analisis koreografi menunjukan bahwa Tari Sambut Silampari Khayangan Tinggi yang berdurasi 7 menit kemudian dikembangkan kedalam Tari Sambut Hemba Ponga yang berdurasi 10.30 menit. Tari ini memiliki motif gerak sederhana lalu dikembangkan menjadi gerakan yang lebih berpariasi sehingga tari sambut hemba ponga memiliki ciri khas khusus

Published
2024-06-01
How to Cite
Sena, P. (2024). Konsep Ruang Tari Sambut Hemba Ponga. Journal Transformation of Mandalika, E-ISSN: 2745-5882, P-ISSN: 2962-2956 , 5(5), 171-176. https://doi.org/10.36312/jtm.v5i5.1803
Section
Table of Contents